Get me outta here!

Monday, May 29, 2017

Jangan Meremehkan Orang Lain


Sungguh hampa hidup ini jika tidak ada tujuan dalam hidup, butuh perencanaan yang matang untuk selalu berkembang. Jangan pernah bilang tidak bisa bila belum mencoba, karena setiap apa yang kita lakukan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tak ada gunanya berjalan ditempat keramaian tapi tidak memiliki tujuan kemana perjalanan akan dimulai. ilham saputra seorang anak laki-laki hidup dikeluarga bercukupan. Ayahnya seorang konsultan travelling yang bekerja berkeliling dunia setiap sebulan sekali. Ibunya pemilik 50 kos-kosan yang tersebar di setiap kota seperti Malang, Bandung, Bali, Jogja dan Medan. Tapi putra panggilan akrabnya tidak menyukai hanya menikmati kekayaan yang dimiliki orang tuanya.

Suatu hari saat putra sedang melakukan tugas kuliahnya yang disebut KKN disebuah desa yang terletak di kabupaten terpencil. Ia memberikan pengajaran disekolah yang jumlah muridnya hanya 10 orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Dengan kondisi bangunannya terbuat dari triplek dan atapnya jerami. Berbeda sekali dengan sekolah yang ada di perkotaan dengan fasilitas yang memadai.

"Selamat pagi pak? dengan senyuman yang tulus dilemparkan oleh salah satu murid yang hanya bermodalkan sandal jepit dan kantong kresek yang berisi buku dan pulpen di dalamnya. Terdiam sejenak menatap murid yang berada tepat didepannya. Melihat dari atas kepala hingga ujung kaki inilah kondisi yang dirasakan murid di sekolah SEMANGAT 45. " Bapak ga papa? perkenalkan nama saya aji saya dari desa sebelah pak, sambil menarik tangan putra dan tersenyum kembali.

"oh ya oke silahkan duduk, silahkan bergabung dengan teman-teman yang lain, putra berkata sambil menghelakan napas. dengan semangat yang menggebu-gebu aji berlari ke tempat duduk yang berada di dekat meja guru. "Perkenalkan nama saya putra panggil saja kaka putra, agar lebih akrab tapi kita saling menghormati kepada yang lebih tua agar sopan santun kita dalam menghargai orang yang lebih tua tetap terjaga."sambil tersenyum. "iya kaka putra, murid-murid serentak menjawabnya dan melemparkan senyuman.

Hari pertama mengajar masih tahap pengenalan karakter masing-masing dari anak. Putra menjelaskan tentang cara-cara menghormati dan menghargai orang lain untuk membangun jiwa saling menyayangi. Tiba-tiba timbul pertanyaan dari murid yang memberikan senyuman ketika bertemu, ya dia bernama Aji yang membuat teman-teman lainnya fokus mendengarkan. " Pak saya mau bertanya bagaimana mahasiswa yang tidak perduli dengan pelajarannya pak ?  tanya Aji dengan muka ingin tahunya. Mendengar pertanyaan itu putra kembali bertanya " kenapa kamu bertanya seperti itu Aji ? tanya putra . Aji mencoba menjelaskan kalimat berikutnya, " gini pak, waktu itu saya bertemu abang yang kuliah di perguruan tinggi, saya tidak sengaja bertanya kaka kalau ada tugas mengerjakannya setelah pelajarannya selesai atau kapan? dengan singkat dia menjawab itu mah gampang, tidak dikerjakan saja juga tidak apa apa paling tidak dapat nilai gitu pak. jadi saya berpikir berarti dia termasuk yang tidak menghargai apa yang dia punya dong pak.

" Yang lain tolong perhatikan ya. Hidup ini bukan hanya sekedar hidup seperti kata bapak Buya Hamka kalau hidup hanya sekedar hidup kera di hutan juga bisa hidup, kalau kerja hanya sekedar kerja kerbau disawah juga bekerja. Maksudnya seperti ini kita didalam hidup harus memiliki tujuan ingin menjadi apa misal jadi dokter atau polisi  kita harus melakukan pekerjaan yang tulus dan menghargai proses yang kita lakukan dan menghargai satu sama lain. Agar setiap orang saling menyayangi, contoh saat teman sedang mengalami kesulitan kita harus saling tolong menolong karena kita hidup membutuhkan orang lain. jangan menirukan perbuatan orang yang merugikan untuk diri kita. intinya kita hidup jangan flat."

Dengan suara lantang si ari bertanya " apa pak pelet?, suara polos itu membuat satu kelas tertawa. "flat ari flat itu tidak ada tujuan hidup yang akan dicapai hanya mengikut-ikut orang lain. karena untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki ketegasan dan saling menghargai terhadap satu sama lain, paham aji." hanya mengangguk "iya pak".oke besok kita ketemu lagi dengan pelajaran matematika, kelas hari ini dibubarkan. Sebelumnya mari kita berdoa bersama-sama agar apa yang kita pelajari hari ini bisa menjadi pelajaran untuk hidup kita aamiin berdoa mulai.

Setelah beberapa minggu mengajar ternyata Aji merupakan salah satu murid yang kritis terhadap sesuatu hal yang menurut dia patut diluruskan. hobinya membaca cerita apapun, ibunya bekerja di kota sebagai pembantu dan ayahnya seorang penjaga bazar buku disetiap event. dia tinggal bersama kakaknya dan neneknya yang sudah berumur 100 tahun. Tak heran jika pertanyaan itu muncul dibenak anak yang baru umur 12 tahun.


                                                                                                              

0 comments:

Post a Comment