Seorang wanita berpakaian menutupi seluruh tubuhnya berjalan menuju garasi rumah dengan penampilan yang terlihat tentram jika dipandang, kerudung yang dipakainya terlihat indah dengan ditambahkan hiasan bros yang sederhana.
Ila sapaan akrabnya yang terlahir dikeluarga sederhana memiliki keinginan yang sangat ambisius untuk menaikkan derajat orang tua. Roda empat yang tiba-tiba melaju dengan kecepatan 40km/jam dengan tujuan ke tempat perusahaan bisnis ternama di Ibukota. Saat di perjalanan
ila melihat dari kejauhan sosok wanita separuh baya dan anaknya sedang
menikmati
nasi bungkus dengan duduk di lantai terlihat wajah bahagia diantara an
ak dan ibu . Canda tawa
yang menggambarkan betapa keluarga itu selalu
bersyukur
apa yang diberikan oleh
Sang pencipta.
Terlintas di pikiran
Ila melihat kejadian itu membawanya mengingat kembali betapa susahnya ketika ia
masih duduk dibangku SMP ( Sekolah Menengah Pertama) indahnya kebersamaan dengan kedua orang tuanya
dimasa-masa lalu. Ketika pulang sekolah ia selalu diberikan senyuman, disapa, merasakan kehangatan saat dua bola mata bersentuhan dengan ibunya.
Ayahnya yang selalu memanjakannya, menjaganya dengan penuh kasih sayang,
memberikan kenyamanan karena ila merupakan anak satu-satunya yang titipkan
Allah SWT untuk keluarga kecil ini. Orang tuanya hanya bekerja sebagai penjual
rongsokan ibunya setiap hari selalu mengumpulkan bahan-bahan bekas untuk dijual ke agen barang bekas dari pagi hingga sore hari untuk berusaha membiayai
anaknya agar tidak putus sekolah. Ayahnya yang hanya bisa terdiam dipangkuan
kursi roda dengan senyuman yang selalu di berikan ke setiap orang yang
berbicara didekatnya akibat struk yang diderita olehnya.
Ila anak yang rajin dan
disiplin dalam menjalankan kehidupannya, ia menyadari bahwa terlahir di dunia
merupakan karunia terindah untuk dijalankan dan melakukan hal apapun dengan
sebaik-baiknya. Tak pernah mengeluh dengan keadaan yang ia jalankan selalu
bersyukur apa yang diberikan oleh Allah SWT, tidak pernah putus shalat 5 waktu
dan shalat sunah dhuha, tahajud juga ia jalankan. karena ia selalu yakin Allah
tidak pernah tidur dan akan mengabulkan doa hambanya bagi orang-orang yang sabar.
keinginan tahu tentang sesuatu hal sangat tinggi sehingga ia selalu membaca
tentang sesuatu hal yang baru, hampir 1 rak buku di perpustakaan sekolahnya dilahapnya karena memang ia tak jarang bermain dan melakukan hal sia-sia, dia
lebih baik membaca.
Suatu hari dimana hari kelulusan
tiba dan ia satu-satunya siswa yang memiliki nilai terbaik dari seluruh
anak-anak di SMP tersebut. Kebahagiaan yang ia rasakan tidak dapat ditahan kemudian ia segera berlari secepat mungkin menuju
rumahnya untuk memberitahu hasil kelulusan kepada kedua orang tuanya dan tiba di rumahnya terlihat keramaian yang berada tepat di depan rumahnya, kemudian ia memandang bendera warna kuning yang di
tancapkan di pelepah pisang. Sontak raut wajahnya berubah melihat keramaian yang
terjadi di rumahnya. Ayahnya sudah tertidur kaku dengan ditutupi kain berwarna
coklat dan suara alunan surah yasin terus dilatunkan tak lama ia kemudian
berlari dan memeluk sang ayah dengan kesedihan yang ia tidak dapat bendung air
mata pun jatuh membanjiri seluruh pipinya. Ibunya melihat itu bergegas untuk
memeluknya dan menenangkan anak nya dengan berkata semua ini hanya titipan nak
, suatu saat pasti akan dipanggil oleh pemiliknya mendengar kata-kata itu
segera dihapusnya air mata dan pergi menuju kamar mandi untuk mengambil air
wudhu karena ayahnya selalu berpesan jika kita sedang gelisah ataupun sedang mengalami hal yang tidak menyenangkan berwudhu lah dan kita hidup di dunia ini hanya sementara
akhiratlah yang kekal untuk itu kalau suatu saat ayah sudah tidak ada jangan
pernah tinggalkan shalat insyaAllah kita bisa dipertemukan disurganya Allah.
Kemudian kehidupan
kembali seperti normal seperti biasa hanya tidak ada yang memanjakan seperti
dulu saat masih ada ayahnya ia hanya tinggal bersama ibunya dan menjalani
kerasnya kehidupan dengan penuh kesabaran, kedisiplinan dan kerja keras untuk
menggapai cita-citanya yang ingin memiliki perusahaan batik karena kecintaan
terhadap batik sangat diinginkan untuk memperkenalkan ciri khas Indonesia ke luar
negeri. Hari-hari terus berganti kemudian ia diterima di Perguruan tinggi terkenal di
Jakarta karena kegigihannya dalam mencapai cita-cita dan juga rajin dalam hal
membaca keinginan tahunya tinggi ia mendapatkan beasiswa 100% di perguruan
tersebut dan bekerja di sebuah perusahaan pembuatan pakaian. Di Jakarta Ia mengontrak
rumah bersama ibunya perlahan hidupnya mulai berubah sebelumnya ngontrak rumah
kini sudah memiliki rumah sendiri dan didepan pintu rumahnya terparkir sebuah
roda empat berwarna hitam. Dengan memiliki ini semua dia tidak pernah merasa
puas dan selalu tetap bersyukur bahwa semua hanya titipan dari Allah SWT.
Cita-citanya untuk
memiliki perusahaan batik tetap ia wujudkan dengan penuh perjuangan dan alhasil
ia menjadi pemimpin di perusahaan batik tersebut , pemimpin yang ramah,
disiplin, dan penuh kegigihan tidak pernah memandang bahwa dia seorang bos
tetapi selalu mengayomi bawahannya. Tak lama suara klakson dari arah belakang
mobilnya berbunyi dan sontak kaget dan mengucapkan astagfirulohaladzim
mendengar itu mobil dibelakang telah banyak mengantri menunggu mobil ila tidak
berjalan dengan bergegas memasuki kopling dan berjalan.
Setelah mengingat itu semua semua air mata
tiba-tiba mengalir dan jatuh membasahi jilbab yang ia kenakan dan membasahi rok
yang ia pakai serta mengucapkan alhamdulillah telah banyak yang engkau beri
nikmat kepada keluarga ku "Ya Allah semoga titipan ini bisa bermanfaat bagi orang
banyak. Karena kehidupan tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik
Allah kita hanya bisa bersyukur, bekerja keras dan berdoa selebihnya Allah yang
menentukan".