Get me outta here!

Sunday, January 29, 2017

Karena-Nya Kamu Hadir

 
Baju putih abu-abu telah di kenakan di badanku sungguh gembira saat memasuki gerbang yang bertuliskan Sekolah Menengah Atas. Aku baru lulus dari sekolah yang mengajarkanku arti dari pertemanan, pembelajaran, bahkan permainan. Namaku Candy yang diartikan seperti permen, orang tuaku menamakan ku karena berharap anaknya bisa seperti permen karet yang selalu fleksibel dimana pun dia berada. keluargaku selalu mengajarkan untuk banyak bersosialisasi terhadap orang banyak karena kita hidup membutuhkan orang lain. 

Kaki ku menginjak di tempat asing yang perjalanan baru di mulai. saat itu aku tak kenal siapapun orang yang berada di sekitar ku. langkah kaki terdengar mulai mendekat di sampingku " hai can lo masuk sekolah sini juga ". sambil memegang pundakku. aku menoleh ternyata itu teman sd ku " eh iya , gue ke terima juga nih disini. btw kelas lo dimana?". dengan nada keingintahuan " itu disana ". Sambil menunjuk ruangan yang berada di dekat kantor satpam yang berjarak 5 meter. " gue duluan ya, mau cari kursi yang paling depan nih takut ga kebagian, daaa ". melambaikan tangannya. 

Sekolah yang memiliki lapangan luas dengan di lengkapi fasilitas lapangan basket dan lapangan voli yang memanjakan siswa siswinya. Ruangan yang terbagi banyak tempat yang memiliki lantai 2 dari gerbang sekolah dan berbaris hingga menuju kantin dekat dengan taman yang di hiasi banyak bunga-bunga indah , pohon palem yang berbaris rapi di pinggir taman membuat siswa dapat belajar dengan nyaman. Aku berjalan menuju lantai 2 tempat dimana kelas ku berada. Ku perhatikan satu-satu kursi yang bisa ku tempati. " permisi boleh gue duduk disini ? . dengan raut wajah gue yang datar. " oh silahkan, kursinya kosong kok. sambil tersenyum memperlihatkan wajahnya yang terlihat ramah. "terima kasih, lo dari sekolah mana ?. tanya ku untuk mengakrabkan diri. " lulusan sekolah dari Bandung, menunjukkan senyumnya hanya lesung pipi yang terlihat jelas di wajahnya. “ nama kamu siapa?. Dengan menyodorkan tangannya untuk berkenalan “ oh aku candy kamu?” bertanya balik “ aku caca, salam kenal ya “ . sambil melemparkan senyuman.

Tiba guru datang untuk memberikan pengajaran pertama yang akan di berikannya. Setelah berjalan 4 bulan sekolah yang ku lewati  semakin akrab dengan teman-teman satu kelas dan membuat satu sama lain mengetahui kebiasaan masing-masing. Tak lama temanku berlari menghampiri ku dan mengatakan “ ciee si Alif ternyata suka sama kamu can “. Dengan wajah meledekku. Di dalam pikiranku terus berputar putar mendengar kabar yang menurut ku begitu aneh untuk di dengarnya. Alif adalah teman ku yang pertama kali bertemu di kantin sekolah saat kita berdua di suruh guru untuk berdiskusi tentang pertandingan basket yang akan diikuti sekolah kita. Aku menjabat sebagai ketua Osis dan anggota di ekstrakulikuler basket. Dan Alif merupakan ketua tim basket yang di percayai oleh timnya untuk memimpin organisasi basket yang sangat di segani oleh tim basket di sekolah lain. 

“ lo ngomong apa ca ? haha gausah becanda lah “. Aku dan Alif memang sangat dekat untuk partner di sekolah mendiskusikan tentang kemajuan tim basket yang berada di sekolah. Dia juga sering memperdebatkan permasalahan yang terjadi di tim basket lewat percakapan telepon dan juga membantu ku dalam menyelesaikan masalah ketika terjadi konflik yang bearada di bagian OSIS. “ si Firly tadi ga sengaja membaca catatan di hp si Alif semua notenynya berisi tentang cerita lo can”. Dengan penuh keseriusan dan muka meledek menceritakannya. Cie cie diulangi lagi kalimat yang keluar dari mulut caca menggodaku. Aku tak pernah mempersoalkan kejadian itu menurutku jika itu tidak keluar dari orangnya langsung aku tak percaya dengan apa yang di katakan walaupun itu yang memberitahu sahabat ku sendiri.

Aku,Firly,Caca dan Alif adalah teman yang memiliki kesamaan hobi dan percakapan yang kita sering bicarakan nyambung satu sama lain hingga sampai sekarang kita masih seperti sahabat yang selalu membantu satu sama lain. Kenaikan kelas 12 membuat diriku semakin dewasa untuk menentukan arah tujuan yang harus ku lakukan untuk masa depanku. Perjalanan seperti biasanya kita berempat mendiskusikan kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan untuk mempersiapkan lomba basket yang akan di adakan di sekolah lain. Tak lama Alif dengan gugupnya berkata “ bisa kita bicara berdua can?” dengan tatap yang serius. Dengan jantung ku semakin berdegup kencang dan dalam pikiranku bertanya-tanya ada apa ini, tidak biasanya Alif ingin berbicara seperti ini , apa ada sesuatu yang penting yang mau dia bicarakan pemikiran-pemikiran yang terus ku tebak berlarian di pikiranku. 

“ kalian aja berdua yang duduk di halaman taman ini, kita berdua mau pergi ke kantin dulu cari makanan,” kata Firly sambil menarik tangan caca. Dengan pikiran ku yang begitu heran loh loh kenapa tiba-tiba mereka bersikap seperti itu ada apa ini penasaran yang semakin memuncak datang. “ ini ada apa sih ? kok tiba-tiba kalian mau kekantin” , nada penasaran yang ingin Can ketahui sebenarnya ini ada. Dengan bergegas cepat meninggalkan taman yang berada di dekat kantin yang jaraknya tidak terlalu jauh. Dengan wajah gugup penuh ketakutan yang di rasakan Alif seorang kapten tim basket yang terlihat gagah saat di depan tim nya untuk memimpin pertandingan terlihat tak berdaya duduk di depan Can. “ ada yang mau aku omongin Can, sebenarnya sebenarnya”. kalimat itu terus di ulang-ulang hingga 3 kali karena gugupnya melontarkan kalimat selanjutnya. 

Wajah bingung terlihat dari raut muka Can yang penasaran untuk mendengarkan kalimat Alif berikutnya. “ sebenarnya apasih lif lo dari tadi cuma bilang kalimat yang berputar-putar disitu. Dengan nada kesal karena tak di lanjutkan kalimat berikutnya. “ Gue sayang sama lo, gue mau lo terus ada di samping gue , gue mau menjaga lo di mana pun lo berada, gue nyaman sama lo Can”, berbicara dengan tegas dan penuh keberanian satu kalimat yang tidak memberikan napas saat kalimat terakhir selesai seperti berlari 5 putaran lapangan bola dalam jangka waktu 15 menit. Kagetnya can mendengar sahabatnya yang selalu membantu dan menyelesaikan masalah bersama mengutarakan kalimat itu. 

“ kamu serius dengan perkataan mu lif ? dengan pembicaraan dari biasa memanggil sebutan gue lo berubah menjadi aku kamu. Dengan cepat berbicara sebelum can berubah pikiran  “aku serius dengan perkataan yang aku ucapkan tadi, aku benar-benar ingin menjagamu can “. Menatap tajam ke arah pandangan can. Perasaan yang bergejolak di hati can berubah menjadi tak beraturan.. apa yang yang akan can katakan
Bersambung dulu yah.. tunggu cerita selanjutnya :) 

0 comments:

Post a Comment